Nada berlegar
Bebas menari
Di kelongsong angin
Merintih bebas
Bertatih di kepul awan
Menanti kanda kan pulang
Lama sudah di tunggu
Detik kanda kembali
Tika yang paling di nanti
Oleh segala setiap satu isi
Nada berdandan hias
Bersulam indah
Hati sedikit gentar
Tetapi tak mengapa
Nada puas
Kanda pulang
Berlari nada ke pelusuk cinta
Dakap kanda
Lengan di rangkul
Ah bau itu,
Bau kanda yang nada rindu
Kanda bilang
Kanda pulang bawa berita
Berita indah
Kanda kata
____________________________________
Nada rebah
Berkecai jiwa
Raga longlai
Sesak nya hati
Nada hampir ranap
Kanda benar pulang
Bawa berita indah
Ya
Durjana sang madu
Menahan sebak
Senyum pura
Tipu nada
Tak diketahui siapa
Nada pergi
Tanpa kembali
Bila di cari
Nada telah temu Ilahi.
Allahuakbar sungguh Allah Maha Menyayangi Maha Pengasih,
Sakitnya nada cuma sebentar
Pedihnya nada cuma sekejap
Nada kini tersenyum di sana
Bukan pura
Tapi lagi sedang bahagia
Bersama
Para hati
Setianya para hati
Nada di belai.
Kanda boleh pergi mati.
Monday, November 17, 2014
Saturday, November 15, 2014
Allah kan ada 👍
Pergi nya sang perempuan
Membawa hati yang sedang parah
Bersama darah dan luka
Peduli nya tidak pada siapa
Endah tanpa henti
Berjalan kian hiba
Penuh kesah
Dan
Calar di dada
Genggaman tangan penuh luka
Diadun dendam
Yang tiada penghujung
Sang perempuan menuju gua
Mencari sepi
Mahu sunyi
Hanya ada sang gelap
Yang memeluk erat tubuh kelam
Sendiri
Seorang
Tanpa sesiapa
Tersentak sang perempuan
Didatangi cahaya
Yang
Paling terang
Mengharap sang kasih
Malah tersasar
Dia lebih dari itu
Dia lah Maha Pengasih
Allahuakbar
Itu Ilahi.
Membawa hati yang sedang parah
Bersama darah dan luka
Peduli nya tidak pada siapa
Endah tanpa henti
Berjalan kian hiba
Penuh kesah
Dan
Calar di dada
Genggaman tangan penuh luka
Diadun dendam
Yang tiada penghujung
Sang perempuan menuju gua
Mencari sepi
Mahu sunyi
Hanya ada sang gelap
Yang memeluk erat tubuh kelam
Sendiri
Seorang
Tanpa sesiapa
Tersentak sang perempuan
Didatangi cahaya
Yang
Paling terang
Mengharap sang kasih
Malah tersasar
Dia lebih dari itu
Dia lah Maha Pengasih
Allahuakbar
Itu Ilahi.
Sunday, November 2, 2014
Janji jangan sedih lagi
Aku selak belahan hatinya
Punya sedikit luka
Calar di depan belakang
Hati itu lagi sedang tenat
Ku jahit kembali hatinya
Dengan jarum tawa
Guna benang gembira
Aku mahu dia sempurna
Seperti hari hari biasanya
Dia sahabat
Hatinya berdegup tepat di sisi jantungku
Jiwa nya menari dalam tubuhku
Lumpuh aku kala hilangnya dia
Tawa nya dia
Membuai aku di awan indah
Senyum nya pemanis sang raga
Tatkala dia lagi sedang berduka
Jiwaku menangis sebak
Bertemankan air mata
Bertakung di hati
Tabahlah sahabat
Yang baik untuk kamu
Datangnya sedikit telat
Kerna dia lagi sedang menenun
Kisah cinta terulung kalian
Sabar menanti
Aku sentiasa berpijak di sebelah
Untuk kamu, selamanya
Pejamlah mata
Sentuh dada mu
Aku sentiasa di hatimu, sahabat.
Kuat ya :)
PS : For my baby darling, Aminah this is for you with a kiss from me muah.
Bayang
Di jeram indah
Aku melakar kisah kita
Kisah cinta aku dan bayang
Bayang nya kelam
Tak dapat ku sentuh hangat
Tak bisa ku dakap telus
Tak mampu ku tutur lenggoknya
Ku perhati
Dari jauh
Tanpa kerdip mata ini
Tanpa sangsi akan hakikat
Menanti dan menunggu
Kian pasti walau gemerlap bintang
Mengaburi cahaya si bayang
Sabar bergolak
Gemersik dalam jiwa
Meronta
Dunia durjana
Kejam menghapuskan bayang
Lesap dari penglihatan
Bayang telah lari
Aku juga tidak pasti
Bayang pergi tanpa sempat ku sisip rambutnya
Urat jantan di tangan belum lagi ku usap halus
Kini pergi tak kembali
Puas ku menanti
Air mata bertakup
Tangan menadah
Pedih
Darah mengalir
Bukan di mana mana
Tapi di mata.
Aku melakar kisah kita
Kisah cinta aku dan bayang
Bayang nya kelam
Tak dapat ku sentuh hangat
Tak bisa ku dakap telus
Tak mampu ku tutur lenggoknya
Ku perhati
Dari jauh
Tanpa kerdip mata ini
Tanpa sangsi akan hakikat
Menanti dan menunggu
Kian pasti walau gemerlap bintang
Mengaburi cahaya si bayang
Sabar bergolak
Gemersik dalam jiwa
Meronta
Dunia durjana
Kejam menghapuskan bayang
Lesap dari penglihatan
Bayang telah lari
Aku juga tidak pasti
Bayang pergi tanpa sempat ku sisip rambutnya
Urat jantan di tangan belum lagi ku usap halus
Kini pergi tak kembali
Puas ku menanti
Air mata bertakup
Tangan menadah
Pedih
Darah mengalir
Bukan di mana mana
Tapi di mata.
Subscribe to:
Posts (Atom)